Membuat keputusan berarti memutuskan sesuatu. Bertindak dengan keputusan berarti melanjutkan dengan tekad, yang mungkin merupakan sifat karakter alami. Keputusan atau dalam Bahasa Inggris yaitu decision awalnya berasal dari bahasa Latin decidere (“menententukan”). Setiap harinya kita selalu membuat keputusan dalam hidup kita, misalnya baju apa yang akan dikenakan, apa yang harus dimakan, bagaimana cara membelanjakan uang, dan lain-lain.
Seorang hakim pengadilan yang mengatur beragam norma hukum akan membuat keputusan dalam persidangan dan “mengumumkan” keputusan itu). Jika juri membuat keputusan dalam pertandingan lomba, pemenang dipilih karena adanya keputusan.
Dalam hidup kita, ada keputusan yang dapat kita tentukan sendiri tanpa melibatkan orang lain. Akan tetapi, sebagai makhluk sosial, kita hidup di tengah-tengah masyarakat yang tak mungkin terlepas dari orang lain. Oleh karena itu, ada banyak hal pula yang harus diputuskan atau ditentukan bersama, misalnya melalui beragam definisi musyawarah atau voting.
Keputusan Bersama
Keputusan bersama adalah segala sesuatu yang telah disepakati bersama untuk dijalankan bersama. Keputusan bersama dibuat apabila keputusan tersebut menyangkut kebutuhan orang banyak. Hasil keputusan bersama menjadi tanggung jawab bersama. Apabila tidak ditaati, akan mendapatkan sanksi yang telah disahkan bersama juga.
Keputusan bersama memiliki beberapa manfaat, diantaranya yaitu:
- Mempererat tali persaudaraan
- Menciptakan kehidupan yang rukun dan damai
- Menumbuhkan sikap tolong menolong
- Menciptakan sikap saling menghargai antarsesama
Pengertian Keputusan Bersama
Keputusan bersama adalah segala sesuatu yang telah disepakati bersama dengan penuh tanggung jawab oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan baik secara individu dengan individu lainnya ataupun antara kelompok. Jika dilanggar kemungkinan akan dikenai arti sanksi bagi pelanggar.
Terdapat beberapa nilai dasar yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan bersama, antara lain:
- Nilai kebersamaan
- Adanya derajat dan arti hak yang sama.
- Penghargaan terhadap pendapat yang berbeda
- Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab
- Mencari titik temu di antara perbedaan-perbedaan yang ada dengan bijaksana
Pengertian Keputusan Bersama Menurut Para Ahli
Adapun definisi keputusan bersama mneurut para ahli, antara lain adalah sebagai berikut;
-
Mary Follet
Keputusan adalah suatu hukum atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari situasi tersebut bisa diperoleh dan semua yang terlibat, baik pengawas ataupun pelaksana bersedia menaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati suatu perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.
-
Prof. Dr.Prajudi Atmosudirjo S.H
Keputusan yaitu suatu pengakhiran dari proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab suatu pertanyaan apa yang harus dilakukan guna untuk mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan sebuah pilihan pada suatu alternatif.
-
Oxford Living Dictionaries
Keputusan adalah:
- Tindakan atau proses memutuskan sesuatu atau menyelesaikan suatu pertanyaan.
- Kemampuan atau kecenderungan untuk mengambil keputusan dengan cepat; ketegasan.
-
Collins English Dictionary
Keputusan adalah:
- Tindakan memutuskan sesuatu atau kebutuhan untuk memutuskan sesuatu.
- Kemampuan untuk memutuskan dengan cepat dan pasti apa yang harus dilakukan.
Bentuk Keputusan Bersama
Terdapat tiga bentuk keputusan bersama, yaitu:
-
Musyawarah Untuk Mufakat
Musyawarah untuk mufakat adalah bentuk pengambilan keputusan bersama dengan mengedepankan kebersamaan. Musyawarah dapat dilakukan dengan cara mempertemukan seluruh pendapat yang berbeda beda. Melalui mufakat, diharapkan keputusan bersama yang diambil bisa mencerminkan semua pendapat, sehingga tidak ada lagi anggota yang merasa bahwa pendapatnya tidak di lihat/diperhatikan.
Musyawarah untuk mufakat biasanya dilaukan oleh organisasi yang memiliki jumlah anggota yang sedikit. Misalnya yaitu keluarga, RT, dan Desa. Organisasi tersebut berkumpul pada suatu pertemuan atau majelis, semuanya duduk bersama membahas persoalan yang ada dan yang perlu di musyawarahkan.
Musyawarah untuk mufakat memiliki beberapa ciri, antara lain:
- Poses musyawarah lebih mengutamakan pertimbangan moral dan bersumber dari hati nurani yang luhur .
- Usul atau pendapat yang disampaikan mudah dipelajari dan tidak membertakan.
- Sesuai dengan kepentingan bersama.
- Pembicaraan harus dapat ditrima dengan akal sehat sesuai dengan hati nurani.
-
Pemungutan Suara (Voting)
Musyawarah untuk mufakat tidak selalu membuahkan hasil. Oleh karena itu, jika terjadi perbedaan pendapat dan tidak dapat diselesaikan. Misalnya, beberapa pendapat dianggap sama baiknya, atau disebabkan karena beberapa pendapat dianggap tidak menguntungkan semua pihak. Apabila demikian yang terjadi, maka keputusan bersama dapat dilakukan melalui pemungutan suara atau voting.
Voting merupakan cara kedua apabila cara musyawarah untuk mufakat gagal dilakukan. Sebelum voting dilaksanakan, perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain:
- Voting dilakukan setelah cara musyawarah untuk mufakat sudah terlaksana dengan baik.
- Voting dilakukan karena sempitnya waktu, sementara keputusan harus segera diambil.
- Voting dianggap sah sebagai keputusan jika separuh lebih peserta yang hadir menyetujuinya.
Pemutungan suara atau voting bukan hanya ditempuh ketika tidak memperoleh kata mufakat. voting juga dilakukan pada pengambilan keputusan yang tidak bisa dimusyawarahkan.
Misalnya yaitu Pemilihan kepala dalam sistem pemerintahan, mulai dari kepala desa hingga pemilihan presiden. Contoh lain dari voting yaitu Pemilihan Umum yang diikuti berbagai macam partai, pemilihan kepala desa, dan Pilpres (pemilihan presiden).
-
Aklamasi
Apabila cara musyawarah untuk mufakat dan voting tidak dapat memperleh keputusan bersama, maka cara yang dapat dilakukan yaitu melalui aklamasi. Aklamasi dapat diartikan sebagai pernyataan setuju secara lisan dari semua anggota kelompok. Pernyataan setuju tersebut dilakukan untuk mendapatkan keputusan bersama.
Pernyataan setuju dilakukan tanpa melalui adanya pemungutan suara. Yang menjadi penyebab dilakukannya aklamasi adalah karena adanya pendapat yang dikehendaki oleh semua anggota kelompok. Keputusan bersama yang disetujui dengan cara aklamasi harus dilaksanakan oleh seluruh anggota.
Sikap Keputusan Bersama
Keputusan bersama bisa dicapai setelah seluruh masalah yang dimusyawarahkan memperoleh mufakat. Dalam bermusyawarah semua pihak harus mengutamakan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi dan golongan. Jika musyawarah sudah mencapai mufakat, maka hasil pemufakatan menjadi keputusan bersama.
Semua pihak harus bersedia menerima keputusan bersama dengan ikhlas, penuh tanggung jawab, dan lapang dada. Untuk menerima hasil keputusan bersama dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
- Semua pihak mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi dan golongan.
- Semua pihak memahami dengan baik masalah yang dimusyawarahkan.
- Semua pihak menghormati dan menghargai perbedaan pendapat.
- Semua pihak harus menerima dan terbuka setiap kritik, usul, dan saran.
- Semua pihak harus meyadari bahwa keputusan yang dihasilkan adalah keputusan yang terbaik demi kepentingan bersama.
- Semua pihak harus mampu menahan diri agar tidak memaksakan kehendak, bila pendapatnya tidak diterima
Dalam melaksanakan hasil keputusan bersama, ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh semua pihak, yaitu:
- Hasil keputusan bersama harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
- Hasil keputusan bersama harus dilaksanakan dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Hasil keputusan bersama harus dilaksanakan dengan memerhatikan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Masalah-masalah yang ada dalam masyarakat sangat kompleks. Oleh karena itu perlu dikembangkan kesadaran dalam hal-hal seperti:
- Menciptakan suasana yang akrab dan penuh rasa kekeluargaan untuk saling mengingatkan jika ada kelalaian dalam pelaksanaan keputusan bersama.
- Melaksanakan keputusan bersama dengan ikhlas penuh rasa tanggung jawab.
- Selalu membina kerja sama, rasa setia kawan, dan disiplin agar keputusan musyawarah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Setiap warga menerima hasil musyawarah sebagai keputusan bersama yang harus dilaksanakan untuk kesejahteraan bersama.
- Membina kerja sama sehingga tercipta suasana saling membantu, untukmewujudkan tujuan musyawarah.
- Berusaha untuk memahami, bahwa perbedaan cara pandang bukan sebagai kendala,melainkan dimanfaatkan untuk memperkaya dan mendukung pelaksanaan berbagai hal yang telah disepakati bersama.
Sikap-sikap yang telah disebutkan sebelumnya merupakan sikap yang baik dalam menerima keputusan bersama, berikut ini terdapat beberapa contoh sikap yang tidak mematuhi keputusan bersama, antara lain:
- Melanggar keputusan dengan cara tidak mau melaksanakan isi keputusan.
- Lari dari tanggung jawab yang harus dipikulnya.
- Tidak mau menghargai pendapat orang lain dan maunya menang sendiri.
- Memprovokasi orang lain untuk tidak melaksanakan hasil keputusan.
- Mensabotase hasil keputusan dengan cara yang licik dan sebagainya
Contoh Keputusan Bersama
Berikut ini contoh pelaksanaan hasil keputusan bersama dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat, antara lain:
-
Dalam lingkungan keluarga
Keputusan bersama di lingkungan keluarga menyangkut tugas tiap anggota keluarga. Setiap anggota keluarga melaksanakan tugas yang menjadi bagiannya dengan ikhlas, misalnya tugas menyapu lantai, mencuci piring, membersihkan halaman, dan sebagainya.
-
Dalam lingkungan kampus
Keputusan bersama di lingkungan kampus berkaitan dengan pelaksanaan tata tertib kampus. Misalnya yaitu setiap mahasiswa memakai seragam perkuliahan, dosen mengajar dengan sungguh-sungguh, belajar dengan penuh disiplin, dan sebagainya.
-
Dalam lingkungan masyarakat
Keputusan bersama yang ada di dalam beragam contoh lingkungan masyarakat biasanya berkaitan dengan peraturan yang mengikat semua warga masyarakat. Suatu lingkungan masyarakat biasanya ada kepala desa, lurah, rukun warga (RW), rukun tetangga (RT), dan pemuka masyarakat. Jika ada pelaksanaan musyawarah, merekalah yang biasanya memimpin musyawarah antarwarga.
Musyawarah menghasilkan berdasarkan keputusan bersama harus diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat. Misalnya yaitu keputusan untuk melaksanakan gotong-royong membersihkan lingkungan, menjaga keamanan lingkungan dengan melakukan ronda malam bergiliran, dan berbagai tugas sosial lainnya.
Nah, itulah tadi materi yang dapat kami tuliskan terkait dengan pengertian keputusan bersama menurut para ahli, bentuk, sikap, dan contohnya. Semoga artikel ini dapat menjadi sebuah rujukan tentang adanya materi tentang keputusan bersama.