12 Contoh Internalisasi di Masyarakat dalam Keseharian

Diposting pada

Contoh Internalisasi di Masyarakat

Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh arti norma dan makna nilai yang ditransmisikan secara mendasar melalui proses internalisasi. Norma-norma tertentu perlu diinternalisasikan. Bertindak sesuai dengan norma menjadi tujuan utama daripada fungsi norma hanya sekadar sebagai alat dalam mencapai tujuan tertentu atau menghindari sanksi sosial. Kapasitas manusia untuk menginternalisasi norma-norma digunakan untuk menyederhanakan dan menghadapi tantangan-tantangan tertentu, termasuk tantangan sosial.

Apabila menguasai kemampuan dalam menginternaslisasikan norma, maka nilai normatif memiliki peran yang penting dalam membuat suatu keputusan. Internasasi norma memiliki dampak yang besar pada perilaku seseorang. Seseorang yang telah menginternalisasikan norma dengan kuat, maka dia akan merasakan tekanan ketika melanggar norma tersebut.

Internalisasi

Internalisasi memiliki dampak yang signifikan pada tingkah laku manusia. Seseorang yang telah menginternalisasi norma dari hati mereka yang paling dalam memiliki kecenderungan mengkritik atau menghukum pelangar norma. Internalisasi norma memungkinkan individu mampu menyesuaikan fungsi utilitas dalam lingkungan yang berubah cepat.

Pengertian Internalisasi

Berdasarkan kaidah bahasa Indonesia, internalisasi memiliki akhiran –isasi yang menunjukkan definisi proses. Secara singkat, internalisasi adalah proses penanaan nilai. Internalisasi dapat mempengaruhi seseorang dalam bersikap, berperasaan, berkeyakinan dan bertingkah laku. Hal tersebut terjadi dari proses penyerapan pengalaman, tindakan atau ucapan yang berulang-ulang.

Internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hayat, yaitu mulai saat dilahirkan hingga akhir hayat manusia. Seseorang terus belajar dalam mengolah perasaan, hasrat, serta emosi yang membentuk kepribadian sepanjang hidupnya. Secara sederhana, setiap manusia sudah memiliki berbagai macam perasaan, hasrat dan emosi dalam dirinya. Namun, upaya pengaktifan berbagai macam hal tersebut dipengaruhi oleh stimulus yang berada di lingkungan alam dan sosial sekitar.

Internalisasi Menurut Ahli

Berikut adalah beberapa pengertian internalisasi menurit para ahli:

  1. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Makna dari internalisasi adalah penghayatan dan penguasaan secara mendalam yang berlangsung melalui bimbingan, binaan dan sebagainya. Penghayatan nilai dilakukan oleh seseorang melalui dirinya dan arahan dari orang lain.
  2. Kalidjernih, Definisi internalisasi adalah proses di mana individu belajar. Selanjutnya, mereka menanamkan nilai dan norma sosial yang diperoleh dari perilaku kelompoknya di masyarakat ke dalam dirinya.
  3. Scott, Pada dasarnya, internalisasi melibatkan suatu ide, konsep, dan tindakan yang bergerak dari luar ke suatu tempat di dalam pikiran dari suatu kepribadian. Struktur dan kejadian dalam masyarakat lazim membentuk pribadi yang dalam dari seseorang sehingga terjadi internalisasi.
  4. Koentjaraningrat, Pada hakikatnya, internalisasi berpangkal dari Hasrat biologis serta bakat naluriah yang telah ada sebagai warisan dalam organisme setiap individu yang dilahirkan. Namun, internalisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam membangun manusia kemasyarakatan antara lain situasi sekitar, macam individu lain dan tiap tingkat dalam proses dalam arti sosialisasi dan enkulturasinya.
  5. Lev Vigotsky, Kesimpulan dari pendapat Lev Vigostsky, internalisasi adalah sebuah proses menanamkan sesuatu keyakinan, sikap, dan nilai-nilai yang menjadi perilaku sosial. Namun. Proses penanaman tersebut tumbuh dari dalam diri seseorang sampai pada penghayatan nilai.

Contoh Internalisasi

Terdapat beberapa macam internalisasi seperti internalisasi budaya, internalisasi agama dan internalisasi pendidikan. Berikut adalah beberapa contoh dari berbagai macam internalisasi tersebut, antara lain:

  1. Internalisasi Budaya

Contoh internalisasi budaya adalah sebagai berikut:

  1. Konsumerisme

Konsumerisme menjadi hal yang membudaya di masyarakat bahkan tanpa disadari. Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang memungkinkan konsumerisma semakin mandarah daging dalam kehidupan masyarakat. Online shop yang menawarkan kemudahan dalam berbelanja dan pembayarannya. Media sosial yang menampilkan barang-barang branded atau menarik.

Tranportasi online yang memudahkan masyarakat membeli makanan dan belanja.Teknologi membuat manusia membeli semua yang diinginkan hanya dengan sentuhan jari. Ibu rumah tangga yang merasa membeli makanan online lebih praktis dan murah karena banyak promo. Ada juga yang membeli barang padahal tidak membutuhkannya. Mereka tertarik dengan barang yang diiklankan di media sosial beserta banyak diskonnya.

  1. Gotong Royong

Gotong royong adalah budaya yang ditanamkan masyarakat sejak seseorang lahir. Kebiasaan dalam masyarakat untuk senantiasa bekerja sama atau paling tidak secara rutin mengadakan kegiatan bersama tertanam dalam mindset setiap individu.

Apabila tidak ikut serta dalam gotong royong muncul perasaan tidak enak pada masyarakat yang lainnya. Gotong royong yang biasa dilakukan seperti membersihkan tempat ibadah, membersihkan desa, hingga gotong royong membangun rumah.

  1. Budaya Korea

Budaya korea merupakan hal yang tak asing ditelinga bahkan bagi orang yang masa bodoh dengannya. Kemajuan Korea di bidang entertainmen membuat budaya-budaya mereka masuk ke dalam budaya negara lain. Ada K-Pop atau boy girl band dan serial drama Korea.

Saat ini, drama korea banyak diakses dan digemari oleh masyarakat sehingga masyarakat juga meniru apa yang ada di drama tersebut. Mulai dari bahasa, cara berpakaian, cara mereka berdandan, hingga makanan Korea juga menjadi trend di berbagai negara.

  1. Westernisasi

Arti westernisasi sejatinya sudah mandarah daging di masyarakat apalagi dengan kemajuan internet. Budaya barat dapat kita akses melalui berbagai media sosial. Budaya berpakaian kasual hingga pakaian minim. Cara orang menyapa orang lain. Hubungan bebas dengan lawan jenis sudah tertanam di setiap individu, bahkan menghilangkan nilai budaya asli yang mengunggulkan sopan santun.

  1. Internalisasi Agama

Contoh internalisasi agama adalah sebagai berikut:

  1. Mengucap salam

Mengucap salam ditanamkan oleh orangtua sejak kita lahir. Ketika masuk dan keluar rumah, ketika bertemu orang yang kita kenal di jalan, dan ketika mengirimkan pesan. Bahkan jika orang tua sama sekali tidak mengajarkan pentingnya memberi salam, setiap orang bisa mendapatkan internalisasinya di sekolah yang setiap hari menggunakan salam ketika masuk dan pulang.

  1. Berdoa

Berdoa sebelum dan sesudah makan, dilakukan oleh orang tua yang mengajarkan pentingnya berdoa sebelum dan sesudah makan. Di sekolah, di tempat ibadah bahkan di media sosial juga dijelaskan pentingnya berdoa sebelum dan sesudah makan. Berdoa sebelum dan sesudah makan bukan hanya sebuah keharusan, tapi secara otomatis sudah tertanam dalam pikiran manusia yang secara tidak sadar dilakukannya setiap hari.

  1. Kajian Agama

Kajian agama merupakan cara internalisasi nilai-nilai agama ke dalam setiap individu. Masyarakat yang sering mengikuti kajian baik secara langsung atau melalui media sosial adalah masyarakat yang berusaha belajar memperdalam ilmu agama. Sehingga mereka juga bisa menerapkan dalam kehidupan kesehariannya.

  1. Komunitas Agama

Komunitas agama merupakan salah satu sarana internalisasi nilai agama. Setiap komunitas mempunyai cara tersendiri untuk membentuk anggotanya menjadi manusia mempunyai landasan agama dalam hidupnya. Hal tersebut diimplikasikan ke dalam program komunitas. Mulai dari kajian agama, kegiatan sosial keagamaan, list ibadah dan sebagainya.

  1. Internalisasi Pendidikan

Contoh internalisasi pendidikan yang ada di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut:

  1. Sistem Penilaian

Sistem penilaian dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan kurikulum dan kebijakan pendidikan. Sistem penilaian didasarkan atas tiga hal yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap, Ketiga indikator tersebut diakumulasikan dengan nilai ujian nasional yang basisnya hanyalah pengetahuan.

Para pendidik melaksanakan penilaian ini berdasarkan kebijakan pemerintah dan yang sudah terjadi berulang dalam sistem pendidikan.

  1. Pemakaian Seragam

Pemakaian seragam merupakan salah satu adopsi dari kebijakan negara lain. Pemakaian seragam ketika bersekolah ditentukan oleh kebijakan pemerintah yang dilaksanakan tanpa kompromi karena sudah merupakan hal yang biasa dan umum dilaksanakan. Masyarakat pun juga sudah memiliki mindset bahwa sekolah harus menggunakan seragam.

  1. Pendidikan Lingkungan Hidup

Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu upaya meningkatkan kepedulian lingkungan di tengah isu lingkungan global. Pendidikan lingkungan hidup dilakukan dengan cara integrasi materi lingkungan hidup ke dalam mata pelajaran, kebijakan sekolah, dan pembiasaan yang dilakukan di sekolah mengenai lingkungan.

Seperti pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, pemberian poster hemat energi, hingga pembudidayaan tanaman. Tujuannya adalah agar siswa lebih peduli terhadap lingkungan dan tidak merusaknya.

  1. Sistem Pembelajaran

Sistem pembelajaran di setiap negara berbeda-beda. Bahkan sistem pembelajaran di satu negara saja selalu dinamis mengikuti perkembangan dan kondisi jaman. Metode pembelajaran dengan ceramah adalah hal yang tidak familiar bagi pendidik dan siswa. Dari generasi ke generasi, pembelajaran menggunakan metode ini. Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi semakin berkembang.

Hal ini menuntut pendidik menguasai teknologi dan mempergunakannya dalam proses pembelajaran. Mulai dari penggunaan LCD untuk menampilkan power point, penggunaan e-learning untuk pembelajaran online yang memungkinkan peserta didik dan pendidik tidak tatap muka. Proses ini didukung dengan kebijakan pemerintah untuk menggunakan teknologi dalam kegiatan pembelajaran.

Selain sekolah formal, terdapat sekolah informal yang hanya menggunakan aplikasi. Teknologi memungkinkan masyarakat mendapatkan ilmu tanpa harus di sekolah.

Banyak aplikasi berbayar maupun gratis yang menawarkan segala macam ilmu pengetahuan berdasarkan jenjang masing masing mulai taman kanak-kanak hingga perkuliahan sekalipun. Sistem pembelajaran ini sudah dianggap biasa oleh masyarakat, mereka menerima dan turut andil di dalamnya.

Itulah tadi ulasan yang bisa kami berikan kepada segenap pembaca berkaitan dengan contoh-contoh internalisasi di masyarakat dalam bidang budaya, agama, dan pendidikan. Semoga memberikan edukasi serta menjadi referensi pembalajaran bagi semuanya.

Guru PPKn Alumni Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan di Kampus Negeri Jawa Tengah