Macam Etika Deontologi Berdasarkan Teorinya

Diposting pada

Macam Etika Deontologi

Deontologi menjadi salah satu istilah yang kemungkinan masih cukup asing didengar oleh masyarakat, namun kata tersebut menjadi bagian yang perlu dipahami dalam kehidupan sehari-jari. Alasan klasiknya karena deontologi menjadi bagian daripada arti etika yang menekankan pada karakter, motif, keinginan yang baik dalam diri seseorang.

Disisi lain, menurut teorinya istilah deontologi ini sendiri terbagi kedalam berbagai bentuk yang kesemuanya memiliki keterkaitan satu sama lain.

Deontologi

Deontologi akan senantisa berkaitan erat dengan tingkah laku manusia yang harus berbuat baik dalam segala kondisi apapun yang terjadi. Dimana segala tindakan baik tersebut nantinya akan menghasilkan kebaikan pula bagi pribadi seseorang tersebut.

Oleh karena itulah etika keutamaan dalam deontologi menjadi penting dipelajari, utamanya berkaitan dengan arti nilai dan makna norma yang diyakini oleh masyarakat itu sendiri.

Macam Deontologi

Deontologi secara garis besar dalam penerapanya terbagi menjadi dua macam yaitu;

  1. Deontologi Tindakan

Deontologi tindakan adalah perilaku seseorang yang dipandang memiliki makna moral baik sesuai dengan cara perbuatannya dalam melaksanakan tanggung jawab pada orang lain. Etika atau moral dalam deontologi khususnya pada tindakan ini benar-benar dilihat dari setiap kewajiban yang individu lakukan untuk kepentingan maupun hubungannya dengan individu lain.

Adapun yang menjadi bagian dari deontologi tindakan prihal ini secara spesifik dilakukan kajian pada teori eksistensialisme. Dimana teori eksistensialisme merupakan teori yang berkaitan dengan etika situasi dan kondisi.

Disisi lain, setidaknya perlu anda ketahui bahwa teori ini diperoleh dari pemikiran seorang ahli bernama Soren Kierkegaard, Albert Camus, dan Jean Paul Sartre. Salah satu cara pandang dalam teori eksisitensialisme ini diperoleh dari tiga gaya hidup menurut pemikiran Soren Kierkegaard yaitu gaya hidup yang bersifat etis, estetis, dan religius.

Pada aliran eksistensialisme ini ditekankan mengenai kepentingan individu untuk dapat memenui keinginan pribadinya masing-masing. Sehingga masing-masing orang dapat dengan bebas menentukan kehidupan mereka tanpa adanya tuntutan maupun paksaan dari orang lain. Akan tetapi setiap keputusan maupun pilihan yang diambil setiap individu menjadi contoh sikapp tanggung jawab pribadi masing-masing.

Dalam teori eksistensialisme juga menolak adanya norma, ide, maupun peraturan yang datang dari luar diri manusia. karena setiap individu menganggap bahwa yang paling berhak atas dirinya ialah dirinya sendiri bukan orang lain ataupun pihak luar.

Dapat disimpulkan dalam teori eksistensialisme ini menggambarkan manusia yang bebas, tidak memiliki ikatan apapun, dan dapat menentukan sikap baik buruk berdasarkan keputusan dari dirinya sendiri. Oleh karena itu segala tanggung jawab menjadi sesuatu hal yang tidak aka nada habisnya dalam diri seseorang dan pemilihan-pemilihan keputusan harus benar-benar dapat dilakukan berdasarkan nilai yang baik agar tidak salah melangkah.

  1. Deontologi Peraturan

Deontologi peraturan merupakan etika atau moral seseorang yang dianggap baik apabila sesuai dengan tata peraturan yang telah berlaku. Dalam deontologi peraturan ini misalkan seperti teori prinsip kewajiban, sehingga perilaku atau moral seseorang tidak diukur berdasarkan kesenangan atau kesengsaraan melainkan dari standard yang berlaku.

Segala bentuk tindakan yang sesuai dengan peraturan dianggap bermoral, sedangkan yang melanggar dari aturan merupakan perbuatan yang tidak bermoral.

Teori prinsip kewajiban dipelopori seorang ahli yang bernama Immanuel Kant yaitu tokoh filsafat yang terkenal. Prinsip kewajiban ini mengandung makna bahwa segala tanggung jawab yang harus dilakukan oleh setiap orang perlu dilakukan karena ada tanggung jawab yang mengikat. Sehingga seseorang tidak dapat bertindak dengan seenaknya sendiri tanpa memikirkan kewajiban atau tanggung jawab yang perlu dilakukannya.

Immanuel Kant juga berpendapat bahwa tindakan yang baik dapat dilakukan melalui imperatif kategoris. Arti imperatif kategori yaitu kewajiban yang perlu dilakukan seseorang tanpa adanya syarat dalam bentuk apapun.

Contohnya seseorang wajib mengembalikan uang dari hasil meminjam orang lain, karena hal tersebut merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan tanpa perlu adanya syarat-syarat tertentu melainkan karena pinjaman tersebut memang sudah seharusnya dikembalikan.

Pada akhirnya, teori dari Immanuel Kant ini melahirkan etika Kant yang diberi istilah etika Kantia (Kantia ethics). Pada etika ini dijelaskan bahwa Immanuel Kant memperjuangkan kebebasan setiap orang mulai dari harkat, martabat, hingga pandangan kewajiban moral yang dapat diperoleh hanya dari proses berpikir setiap manusia.

Teori etika ini juga menjelaskan bahwa nilai moral dan perilaku manusia tidak bisa dilihat hanya dari segi hasil yang diperoleh dari setiap tindakan tersebut. Melainkan hasil tersebut tidak bisa ditebak dan ditentukan dengan jelas  pada saat tindakan sedang dilakukan. Nilai-nilai moral dalam perbuatan atau tindakan manusia umumnya bergantung pada setiap niat seseorang dalam melakukan sesuatu atau membuat keputusan.

Itulah tadi artikel yang bisa dikemukakan pada semua kalangan berkenaan dengan jenis deontologi berdasarkan teori dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

Anggita Ayuningtyas, Memiliki Hobi Menulis dan Lulusan S1 di Jurusan PPKN salah satu Kampus Negri di Jawa Tengah