Orang-orang sukses adalah pemikir yang terampil. Meningkatkan keterampilan berpikir adalah cara paling sederhana untuk meningkatkan kinerja, pengaruh, dan hasil. Keterampilan ini dapat dengan mudah dikembangkan melalui praktik yang disengaja. Para pemikir yang terampil biasanya akan mengembangkan gaya atau kerangka kerja untuk dapat memikirkan situasi dengan cepat termasuk dalam penelitian.
Hal tersebut menunjukkan pentingnya kerangka berpikir dalam melakukan suatu hal, termasuk dalam membuat tulisan. Kerangka berpikir setara dengan peta jalan yang diprogram pada GPS. Ini dapat memberdayakan seorang pemikir yang terampil untuk dengan cepat mengidentifikasi hal-hal yang dibutuhkan dalam membuat sebuah karya tulis untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Artikel ini akang mengulas tentang pengertian, jenis, ciri, cara menulis, dan contohnya kerangka berpikir.
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir disusun berdasarkan pada tinjauan pustaka dan contoh hasil penelitian yang relevan atau terkait. Kerangka berpikir ini sebagai suatu argumentasi kita dalam merumuskan hipotesis. Dalam merumuskan suatu hipotesis tersebut, argumentasi kerangka berpikir menggunakan logika deduktif (untuk metode dalam contoh kuantitatif) dengan memakai pengetahuan ilmiah sebagai premis premis dasarnya.
Pada dasarnya esensi atau isi dari suatu kerangka pemikiran adalah:
- Kerangka pemikiran berisi alur atau jalan pemikiran yang logis untuk menjawab masalah yang didasarkan pada landasan teoretik dan atau hasil penelitian yang relevan.
- Kerangka pemikiran berisi kerangka logika (logical construct) yang mampu menunjukan dan menjelaskan masalah yang telah dirumuskan dalam kerangka teori.
- Kerangka pemikiran berisi model penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam bentuk gambar atau model matematis. Hal tersebut bertujuan untuk menyatakan hubungan-hubungan variabel penelitian atau sebagai rangkuman dari kerangka pemikiran yang digambarkan dalam suatu model.
Pengertian Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan di sebuah topik penelitian. Yang menjadi kriteria utama dalam membuat suatu kerangka berpikir agar dapat meyakinkan ilmuwan adalah alur-alur pemikiran yang logis dalam membuat suatu kerangka berpikir dapat membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
Sehingga bisa dibilang bahwa kerangka berpikir adalah sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun berdasarkan beragam teori yang telah dideskripsikan, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis untuk menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel penelitian. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut digunakan untuk merumuskan hipotesis.
Pengertian Kerangka Berpikir Menurut Para Ahli
Adapun definisi kerangka berpikir menurut para ahli, antara lain:
Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011: 60)
Kerangka berfikir dapat diartikan sebagai model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Scribd
Kerangka berpikir merupakan sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar, dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya.
Membuat kerangka berpikir memang bukanlah hal yang mudah, perlu adanya pemikiran yang mendalam, tidak menyimpulkan hanya berdasarkan fakta yang terindra, atau hanya dari sekedar informasi-informasi yang terpenggal.
Bukan hanya itu, diperlukan pula adanya pemikiran yang cerdas dan cemerlang dalam setiap informasi yang dimilikinya, serta berupaya untuk menyusun kesimpulan yang memunculkan keyakinan.
eecho
Kerangka berpikir memiliki perbedaan dengan sekumpulan informasi atau hanya sekedar sebuah pemahaman. Lebih dari itu kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya.
Jenis Kerangka Berpikir
Di dalam menulis kerangka berpikir, terdapat tiga kerangka yang perlu dijelaskan, yaitu:
Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis atau paradigma ialah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti.
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual ialah uraian yang menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoretis yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di antara konsep-konsep tersebut.
Kerangka operasional
Kerangka operasional ialah penjelasan tentang variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep yang telah terpilih dan bagaimana hubungan di antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang dapat dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.
Meskipun dalam membuat kerangka berpikir harus terkandung kerangka teoretis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional, tapi cara penguraian atau cara pemaparannya tidak perlu kaku dibuat per sub bab masing-masing.
Yang terpenting ialah!
bahwa isi pemaparan kerangka berpikir adalah alur logika berpikir kita mulai dari penegasan teori serta asumsinya hingga munculnya konsep dan variabel-variabel yang diteliti.
Supaya peneliti benar-benar bisa menyusun kerangka berpikir secara ilmiah (memadukan antara asumsi teoretis dan asumsi logika dalam memunculkan variabel) dengan benar, maka peneliti harus intens dan eksten dalam menelurusi literatur-literarur dan mengkaji hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan.
Sehingga uraian yang dibuat peneliti tidak semata-mata didasarkan pada pertimbangan logika. Oleh karena itu, dalam menjelaskan kerangka teoretisnya, peneliti harus merujuk pada literatur atau referensi serta beragam contoh laporan penelitian terdahulu.
Ciri Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir hendaknya memenuhi kriteria berikut ini:
- Teori yang digunakan untuk berargumentasi sebaiknya yang sudah dikuasai sepenuhnya serta mengikuti perkembangan teori yang muktahir.
- Analisis filsafat dari teori-teori keilmuan yang diarahkan kepada cara berpikir keilmuan yang mendasari pengetahuan tersebut harus disebutkan secara tersurat semua asumsi, prinsip atau postulat yang mendasarinya.
Contoh Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir sangat diperlukan dalam proses pembuatan penelitian ilmiah, baik skripsi, karya tulis, ataupun dalam pembuatan thesis (untuk S2). Kerangka pemikiran ini menjadi panduan dalam penyelesaian dari awal hingga akhir. Oleh karena itulah artikel ini akan memberikan berbera contoh kerangka berfikir kepenulisan ilmiah.
Kerangka pikiran pada dasarnya merupakan arah penalaran untuk bisa memberikan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Sedangkan membahas civil religion pada dasarnya merupakan salah satu cara referentif yang bisa digunakan oleh pemerintah dalam meregulasi masyarakat dan mengatasi konflik melalui telaah mendalam. Civil religion dimaksutkan berarti sebuah gagasan yang dipahami sebagai kesepakan minimum agama melalui pesan moral dengan menempatkan jargon rahmatal li al-alamin dalam Islam, cinta kasih dalam Kristen, anti kekerasan dalam Agama Hindu, kesederhanaan dalam Budha dan kesopanan dalam agama Khong Hu Chu.
Hal ini dilakukan sebagai respontabilitas akan keadaan di Negara Indonesia yang terus menerus mengalami problema persatuan antar masyarakat (baca; konflik) sehingga upaya melacak unsur keagamaan sangat dianjurkan, mengingat aturan agama lebih lunak dibandingkan dengan aturan Negara.
Sisi lain yang tak kalah menarik dari agama, adalah menjadi keyakinan dasar berkeidupan bagi setiap manusia sehingga dari hal tersebut unsur keagamaan dapat diteguhkan kembali dan dimanfaatkan dalam menceptakan bangsa yang kondusif, aman, damai dan sejahtera melalui ajuran berbangsa dan bernegara.
Cara Menulis Kerangka Berpikir
Adapun untuk proses dalam penentuan langkah-langkah dalam menyusun kerangka berpikir, antara lain adalah sebagai berikut;
Menetapkan Variabel yang diteliti
Langkah pertama dalam membuat kerangka berpikir adalah menentukan variabel yang akan diteliti. Hal ini penting untuk menentukan kelompok teori yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis. Berapa jumlah variabel dan apakah nama setiap variabel sebagai titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.
Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)
Setelah menentukan variabel, maka langkah selanjutnya yaitu membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca bisa berupu buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Sedangkan kajian tentang hasil penelitian yang dapat dibaca ialah laporan penelitian, jurnal ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi.
Diskripsi Teori dan Hasil Penelitian
Dari buku dan hasil penelitian yang telah dibaca, maka dapat dikemukakan teori-teori yang berkaitandengan variabel yang akan diteliti. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa deskripsi teori berisi tentang definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, dan uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, serta kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.
Analisis Kritis Tentang Teori dan Hasil Penelitian
Pada tahapan ini, yang dilakukan adalah menganalisis secara kritis teori-teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis tersebut peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian didalam negeri.
Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Langkah berikutnya melakukan analisis dan komparasi dengan cara membandingkan antara teori satu gengan teori yang lainnya, dan dari hasil penelitian satu dengan hasil penelitian yang lainnya. Dengan melakukan analisis komparatif peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
Sintesa kesimpulan
Setelah melakukan analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relefan dengan semua variabel yang diteliti, langkah berikutnya adalah peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel yang satu dengan yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya bisa digunakan untuk merumuskan hipotesis.
Kerangka berfikir
Setelah dapat membuat sintesa atau kesimpulan sementara, maka selanjutnya adalah menyusun kerangka berfikir. Kerangka berfikir yang dihasilkan bisa berupa kerangka befikir yang assosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan.
Kerangka berfikir yang assosiatif bisa menggunakan kalimat, misalnya jika komitmen kerja tinggi maka produktivitas lembaga akan tinggi pula atau jika pengawasan dilakukan dengan baik (positif), maka kebocoran anggaran akan berkurang (negatif).
Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, langkah selanjutnya adalah menyusun hipotesis. Jika kerangka berfikir berbunnyi “jika komitmen kerja tinggi, maka produktivitas lembaga akan tinggi”. Maka hipotesisnya dapat berbunyi “terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen kerja dengan produktivitas kerja”.
Jika kerangka berfikirnya misalkan “karena lembaga A memanfaatkan teknologi tinggi, maka produktivitas kerjanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga B yang teknologi kerjanya rendah”. Hipotesisnya yang dapat dituliskan misalnya “terdapat perbedaan yang signifikan pada produktivitas kerja antara lembaga A dan B, atau produktivitas kerja lembaga A lebih tinggi jika dibandingkan dengan lembaga B”.
Nah, itulah tadi artikel yang menjelaskan tentang pengertian menurut para ahli, jenis, ciri, cara menulis, dan contoh kerangka berpikir penelitian. Semoga melalui tulisan ini memberikan wawasan kepada segenap pembaca yang sedang mencari refrensinya. Trimakasih,