Chauvinisme pada hakekatnya menjadi salah satu istilah penting dalam memahami hak dan kewajiban warga negara. Hal ini dilakukan sebagai upaya mendorong setiap masyarakat untuk memiliki rasa cinta terhadap bangsa secara utuh, meskipundemikian untuk tindakan ini diimplementasikan secara berlebihan akan tetapi terkandung sisi negatif dan positif di dalamnya.
Realitas ini begitu nampak ketika berbagai arti negara, khususnya Jepang dan Jerman pada masa perang dunia 2 mampu menguasasi negara jajahannya dan mensejahterakan bangsanya sendiri.
Chauvinisme
Chauvinisme dalam sejarahnya menjadi salah satu peristilahan yang berasal dari seorang prajurit Napoleon Bonaparte yang bernama Nicolas Chauvin. Chauvin sangat mengidolakan kaisarnya. Dia bahkan bersedia melakukan apapun demi kaisarnya meskipun nyawa dia taruhanya.
Terbukti dengan cacat yang harus ia derita akibat rasa fanatiknya yang berlebihan. Tak seperti kebanyakan orang lain yang hanya mengelu-elukan Napoleon Bonaparte ketika ia sedang ada diatas tahkta saja, Chauvin tetap setia bahkan setelah Bonaparte diasingkan. Dari namanya inilah selanjutnya digunakan terhadap orang-orang yang memiliki pandangan serupa.
Pengertian Chauvinisme
Pengeratian chauvinisme adalah serangkaian paham, ajaran, yang menganggap bahwa Negara sendiri jauh lebih baik dan lebih tinggi serta lebih bermartabat dibandingkan dengan Negara ataupun bangsa berdaulat lainnya dalam bentuk apapaun, baik ekonomi, pembangunan, budaya, sistem pemerintahan, ataupun yang lainnya.
Pengertian Chauvinisme Menurut Para Ahli
Berikut beberapa uraian tentan pemaparan definisi chauvinisme menurut beberapa ahli, diantarnya;
- Mirandalaurensi (2014)
Pengertian chauvinisme adalah sikap yang diimplementasikan melalui serangkaian tindakan dengan identitas nasional negara yang tinggi, sehingga kondisi ini dientik dengan penggapan remeh terhadap negara lain. Dalam arti ini tentusaja dapatlah dikatakan bahwa ciri-khas chauvinisme adalah melakukan tindakan yang menghina terhadap Negara lainya.
- Inoviana
Definisi chauvinisme adalah posisi prilaku yang dijalankan seseorang dalam bentuk kesetiaan ekstrim terhadap negara atau bangsa yang secara sepihak tanpa mau mempertimbangkan pandangan alternative yang telah dikemukakan oleh pihak lain.
- St-Times
Arti chauvinisme adalah wujud rasa cinta (nasionalisme) yang dilakukan terhadap tanah air secara berlebihan dengan terus menerus mengagung-agungkan bangsa sendiri dangan meremehkan atau merendahkan yang dilakukan oleh bangsa lain.
Ciri Chauvinisme
Melihat pengertian diatas kiranya kita bisa mengetahui ciri-ciri dari chauvinisme, antara lain;
- Fanatik terhadap negaranya sendiri
Sebuah Negara yang rakyatnya menganut paham Chauvinisme akan sangat fanatic terhadap negaranya. Segala kebijakan yang berlaku didalam negaranya akan dianggap benar dan direspons secara positif walaupun hasilnya negatif.
Hal tersebut pernah terjadi di China ketika Negeri tirai Bambu tersebut dipimpin oleh Mao Tse Tung. Mao pernah mengeluarkan kebijakan Lompatan Jauh Kedepan yaitu program untuk menjadikan China menjadi Negara yang Maju dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Industri logam ditingkatkan besar-besaran sampai mengharuskan setiap warganya untuk iuran logam kepada Negara agar bisa disepuh untuk memenuhi target nasional.
- Ada pimpinan Negara yang revolusionis dan diktatoris
Sosok pimpinan Negara yang revolusionis dan diktatoris adalah pelecut agar paham Chauvinisme bisa berkembang disuatu Negara. Tidak hanya mempelopori mereka cenderung untuk memaksa dengan tindakan inilah kerap kali mengakibatkan korban materi dan non materi yang cukup tinggi.
- Ada di Negara yang pernah diperlakukan tidak menyenangkan
Contoh nyata adalah Korea Selatan. Negara ini pernah diperlakukan tidak menyenangkan oleh Jepang maka dari itu segala yang berbau Jepang sangat tidak disukai oleh Negara K-Pop tersebut. Mereka selalu mencoba untuk mandiri dengan mencintai apa yang ada didalam negerinya dan tak berniat untuk mengimpor apapun dari Jepang.
- Dipergunakan dalam melancarkan tujuan tertentu
Setiap Negara/bangsa ingin menjadi nomer satu di dunia atau setidaknya pengaruhnya bisa digunakan oleh bangsa lain. Jerman, jepang dan Italia adalah contoh Negara yang ingin menjadi kekuatan superpower di Dunia. Maka dari itu, untuk memuluskan ambisinya para pemimpin Negara tersebut menerapkan paham Chauvinisme dikalangan rakyatnya.
- Menganggap rendah bangsa lain
Karakteristik yang lainnya, utamanya yang melakat pada sikap chauvinisme ialah pengungkapan tentang kondisi negara berdaulat lainnya yang dianggap tidak memiliki pengaruh serta kekuatan tersetentu, sehingga hal ini memunculkan spekulasi untuk menganggap remah.
- Membeci Bangsa Berdaulat Lainnya
Ciri selanjutnya yang biasanya melakat pada chauvinisme terutama dalam porsi yang parah biasanya akan membeci bangsa atau negara lain. Dengan tanpa sebab-sebab ialah mengenyampingkan rasa kemanusiaan serta kedamaian yang ada.
Dampak Chauvinisme
Apapun alasanya chauvinisme jelas berdampak buruk. Tidak hanya bagi Negara yang menerapkan chauvinisme saja, melainkan juga Negara lain. Berikut adalah dampak negatif dari chauvinisme;
- Menyebabkan ketegangan diantara kedua belah pihak, yaitu Negara chauvinis dengan Negara yang dianggapnya remeh.
- Memicu permusuhan dan pertikaian
- Membuat orang terbiasa bersikap sombong dan meremehkan orang lain
Contoh Chauvinisme
Chauvinisme tidak hanya dialami oleh Nicolas Chauvin saja kepada sang kaisar Napoleon Bonaparte. Tetapi juga pernah diterapkan oleh beberapa Negara/bangsa berikut:
- Jepang
Jepang adalah Negara Asia bagian timur. Dengan karakteristik wilayah yang unik dan sejarah bangsa yang panjang, Jepang pernah mengalami fase naik turun sebagai. Ketika keshogunan menguasai kerajaan terjadi dualisme kepemimpinan yang tidak bisa dihindarkan antara kaisar sebagai pimpinan syah kerajaan dengan para shogun sebagai pimpinan militer.
Meskipun Kaisar merupakan pengauasa syah, secara praktik yang bertindak dan berkuasa adalah shogun. Hal ini kemudian di restorasi oleh Kaisar Meiji. Banyak pemuda Jepang diberangkatkan ke Amerika untuk menimba ilmu Barat. Hasil mulai terlihat ketika Jepang berhasil mengalahkan Cina dalam perang Cina-Jepang.
Hal ini membuat Jepang diatas awan, karena kekalahan Cina ini bagaikan seorang guru yang kalah dari muridnya. Jepang semakin gila dan menganggap negaranya adalah segala-galanya dan mulai imperialis ketika dipimpin Teno Haika.
Dialah yang menciptakan paham bahwa bangsa Jepang diberi amanat oleh langit untuk menjadi pemimpin bangsa Asia. Chauvinisme Jepang inilah yang membuat Jepang pernah menjajah Indonesia, mengauasai Indocina dan membuat gentar Amerika.
- Jerman
Jerman adalah Negara yang unik. Di abad ke-20 ini orang mengetahui Jerman adalah Negara bersatu, maju, dan modern. Padahal Negara yang terletak di benua Eropa ini pernah mengalami perpecahan yaitu menjadi Jerman Barat dan Jerman timur.
Jerman pernah menerapkan paham Chauvinisme ketika dipimpin oleh sang Diktator adolf Hitler. Jerman menganggap bahwa bangsa Arya-lah yang telah ditakdirkan oleh Tuhan menjadi pemimpin dan penguasa pada seluruh negara di dunia.
Maka dari itu, mereka menganggap rendah bangsa lain bahkan sangat berhasrat untuk menghanguskanya misalnya bangsa Yahudi. Chauvinisme telah menghancurkan Jerman secara perlahan ditandai dengan runtuhnya kekuasaan Hitler .
- Italia
Italia, Negara yang terkenal sebagai pusat mode dunia ini ternyata pernah menerapkan paham Chauvinisme. Negara yang masuk dalam blok fasis bersama dengan Jerman dan Jepang. Harus diakui memang bahwa Italia unggul dalam beberapa hal.
Mereka memiliki sejarah yang harum yaiitu bangsa mereka bangsa Romawi (bangsa yang pernah menguasai dunia dan berperadaban tinggi), mereka memiliki vatikan (pusat agama Khatolik Ortodoks Dunia). Ketika dipimin Musolinni, Italia menganggap bahwa bangsa lain tidah kreatif dan hanya bisa meniru saja. Kesombongan Italia runtuh ketika Italia bersama Blok fasisnya kalah dalam perang dunia kedua.
Menarik, jika kita lihat kebanyakan yang pernah menerapkan paham Chauvinisme adalah anggota-anggota dari blok fasis. Apakah paham ini sengaja ditunggangi oleh para penguasanya untuk melancarkan ambisi mereka dalam menguasai dunia.
Dari penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa mencintai dan membela negara adalah kewajiban setiap warga Negara. Jika masih dalam porsi yang wajar, maka paham tersebut sangat diperlukan. Akan menjadi berbahaya apabila paham cinta terhadap bangsa dan tanah air itu berlebihan sehingga membuat ia meremehkan bangsa lain atau bahkan membenci bangsa lain.
Oleh karena itulah kedepakatan istilah ini hampir diartikan fanatisme yang berlebihan terhadap orang, kelompok, Negara, bangsa sendiri dengan menganggap rendah orang, kelompok, atau Negara lain. Sehingga sederhananya chauvinisme adalah nasionalisme yang berlebihan. Chauvinisme mengindikasikan rasa kebangsaan yang sempit, hal tersebut bisa dilihat dari rendahnya rasa toleransi kepada bangsa lain.
Demikian artikel pengertian chauvinisme menurut para ahli, ciri, dampak, dan contoh pewujutannya. Semoga saja mampu memberikan pemahaman untuk kalian semuanya yang sedang membutuhkannya.