Contoh Spionase di Indonesia

Diposting pada

DosenPPKN – Spionase berhubungan dengan intelijen negara asing. Keberadaan intelijen asing di setiap negara pasti ada dan bukan hal yang luar biasa. Baik di Indonesia, Australia, Singapura dan negara-negara lainnya akan ada mata-mata yang selalu mengawasi pergerakan pemerintahan, politik dan perekonomian.

Oleh karena keberadaan intelijen di tiap-tiap negara dilaksanakan secara rahasia, maka mereka sulit untuk dideteksi keberadaannya. Sehingga setiap negara pasti juga mempunyai sistem keamanan terkait pencurian informasi tersebut. Apa saja spionase yang pernah menyerang Indonesia? Mari kita baca artikel contoh-contoh spionase yang pernah terjadi di Indonesia !

spoinasi di indonesia

Spionase

Spionase merupakan penyelidikan yang dilakukan secara rahasia untuk mendaatkan data-data militer dan ekonomi negara lain. Spionase saat ini bisa dilakukan dengan jaringan atau bisa kita sebut sebagai spionase cyber yang menyerang sistem informasi denga mencuri data-data pentingnya. Biasanya spionase dilakukan terkait hubungan diplomatik antar negara atau hanya untuk kepentingan industry, perdagangan dan politik negara lain tanpa ada hubungan diplomatik.

Spionase di Indonesia

Spionase di Indonesia dimulai sejak awal kemerdekaan. Spionase di dunia militer sudah tidak asing lagi. Mereka sudah mempunyai strategi tersendiri untuk mencegah adanya spionase yang mengganggu pertahanan dan keamanan di Indonesia. Spionase yang menyerang Indonesia tentu untuk mendapakan sumber daya di Indonesia terkait kepentingan negara yang bersangkutan.

Sebenarnya banyak spionase yang pernah menyerang Indonesia baik melalui spionase cyber melalui jaringan atau infeksi, melalui drone bawah laut, atau melalui pesawat kendali. Serangan spionase tentu tidak berhenti hanya sampai pada kegiatan mencari informasi, namun juga disertai dengan tindakan lanjutan.

Contoh Spionase yang Pernah Terjadi di Indonesia

Terdapat  spionase terkait dengan hubungan diplomatik antar negara atau konflik yang sedang dihadapi antar negara. Mereka melakukan spionase untuk mengawasi pergerakan negara apakah membahayakan atau terdapat celah untuk mencari keuntungan. Adapun beberapa contoh spionase yang pernah terjadi di Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Penyadapan Sistem Komunikasi RI oleh Australia

Pada tahun 2013, Kemenkominfo membuat standarisasi terhadap sistem komunikasi Presiden dan wakilnya. Hal ini disebabkan oleh adanya penyadapan sistem informasi dan komunikasi oleh badan Intilijen Australia kepada presiden RI dan pejabat-pejabat yang lain. Mereka ( badan intilijen Australia) menyadap pembicaraan telepon Presiden SBY kala itu dan pejabat negara.

Hal ini didasarkan atas artikel yang dirilis Kemenkominfo bahwa Edward Snowden, membuat laporan dalam Agensi Amerika bahwa telepon SBY disadap oleh intelijen Australia. Biasanya dilakukan karena Australia atau negara yang lain ingin mendapatkan informasi politik, ekonomi atau rahasia negara yang lain. Tujuannya adalah untuk mengetahui titik strategis negara Indonesia baik terkait dengan perdagangan bebas, batas wilayah, atau kepentingan lain yang diinginkan oleh Australia.

2. Spionase oleh CIA melalui PRRI

Gerakan PRRI merupakan salah satu Gerakan pemberontak di Indonesia. Amerika percaya bahwa melalui PRRI, komunisme di Indonesia akan segera teratasi. Sebenarnya keikusertaan Amerika Serikat terhadap negara-negara di Asia khususnya di sini adalah Indonesia tak lain adalah untuk membentuk politik dunia ketiga.

Operasi rahasia dilaksanakan sejak tahun 1958 melalui Angkatan laut dan Angkatan Udara Amerika Serikat. Operasi ini disebut dengan operasi HAIK. Mereka memanfaatkan CIA untuk medukung Gerakan PRRI. Keterlibatan CIA ini adalah operasi tertutup melalui peran Menteri luar negeri John F. Dulles dan kaki tangan CIA Allan Lawrence Pope.

Dukungan Amerika Serikat kepada PRRI ini dilakukan karena sama-sama mempunyai kesamaan tentang kebencian dan ketidakcocokan dengan Presiden Soekarno. Amerika Serikat membantu mendapatkan informasi dari PRRI dan membantu pendanaan mereka.

3. Spionase oleh Uni Soviet

Pada tahun 1982, Menteri luar negeri Indonesia menyampaikan protes keras terhadap duta besar Uni Soviet. Hal ini disebabkan karena asisten atase militer kedutaan Uni Soviet yakni Sergei Egorov melakukan jual beli dokumen rahasia negara dengan perwira Angkatan Laut Indonesia. Kemudian asisten tersebut dipulangkan ke negaranya.

Salah satu agen spionase yang lain adalah Sekretaris Ketiga Kedutaan Uni Soviet yakni Aleksei Bobrov. Dia mempekerjakan pemuda Indonesia sebagai agen. Pemuda tersebut diberi tugas untuk mencarikan buku tentang hubungan diplomatic Indonesia, mencari artikel tentang kunjungan Presiden Soeharto, menjalin hubungan dengan staff yang bekerja di perpustakaan kedutaan Amerika dan lain sebagainya.

4. Spionase oleh Naikon

Naikon merupakan kelompok spionase cyber yang diduga berasal dari China. Naikon menargetkan instansi pemerintah serta militer di negara sekitar Laut Cina Selatan termasuk Indonesia. Naikon sendiri pertama dilaporkan pada tahun 2015 oleh salah satu perusahaan sistem keamanan dunia maya. Terdapat beberapa aksi yang Naikon yang diidentifikasikan oleh Kapersky Lab.

Setiap negara terdapat orang yang ditugaskan untuk mengawasi aspek budaya atau kebiasaan masyarakat di negara yang bersangkutan. Menempatkan server proxy  pada untuk memberikan dukungan real time. Menyerang eksekutif negara serta geo politik negara, tak terkecuali Indonesia dan lainnya.

5. Spionase oleh Grabit

Pada tahun 2015, Kapersky Lab menemukan spionase yang focus terhadap bisnis perusahaan, organisasi pemerintah bahkan UKM (Usaha Kecil Menengah).  Tak terkecuali Indonesia juga mendapatkan serangan operasi cyber tersebut. Target Grabit antara lain industry kimia, pertanian, media, teknologi nano, pendidikan dan lainnya. Spionase yang dilakukan juga diduga adalah serangan dari Tiongkok untuk mencuri informasi melalui menginveksikan m*lw*re.

6. Spionase oleh Jerman

Badan intelijen Jerman (BND) terdapat di Indonesia untuk mengawasi hal-hal terkait kepentingan negara mereka. Hal ini bisa kita lihat dari kasus penembakan lascar FPI. Salah satu staff kedutaan besar Jerman, secara pribadi mendatangi FPI.

Setelah ditelusuri, ternyata dia adalah anggota badan intelijen Jerman yang sedang menyelidiki kasus tersebut. Selain daripada kasus FPI, bisa kita simpulkan bahwa sebenarnya intelijen Jerman sudah melakukan pencarian data dan informasi yang ada di negara Indonesia.

7. Spionase China melalui Drone Bawah Laut

Dugaan spionase yang dilakukan oleh China sudah sering ditemukan di Indonesia. Baik melalui penyadapan informasi, hacking, cracking, dan sebagainya. Pada akhir Desember 2020, ditemukan drone mirip rudal di bawah perairan Sulawesi Selatan. Drone tersebut berasal dari China.

Malcom Dalvis seorang ahli pertahaan dan keamanan Institut Kebijakan Strategi Australia bahwa drone digunakan untuk menganalisis oseanografi serta sifat batimeri pada wilayah ditemukan drone. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengetahui medan perairan yang mampu menjadi sumber perencanaan Angkatan laut. Insinden tersebut menjadi kekhawatiran karena tempat ditemukannya drone adalah rute maritime yang menjadi penghubung antara Laut China Selatan dengan Samudera Hindia.

8. Spionase Konflik Natuna

Konflik Natuna dialami Indonesia sejak dahulu kaitannya dengan Laut Cina Selatan yang di dalamnya banyak mengandung sumber daya dan strategis. Oleh karena itu, banyak yang ingin memperebutkan natuna atau hanya sekedar mencari sumber ikan secara illegal.

Hamid Rizal, Bupati Natuna periode 2001-2006 menyatakan bahwa terdapat indikasi adanya spionase yang ada di natuna. Pasalnya, ada beberapa kapal nelayan mencurigakan di sekitar natuna. Setelah ditelusuri, ternyata benar saat itu ada alat yang dipasang di bawah laut yang bisa diindikasikan sebagai alat untuk mencari informasi.

9. Operasi Mosrad Israel di Papua

Indonesia hingga sekarang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel karena politik zionis dan prinsipnya yang berbeda dengan Indonesia. Namun, berdasarkan laporan tahun 2015 di Papua yang sedang tinggi konflik terdapat beberapa warga negara dan bendera Israel.

Indikasinya, mereka bukan bertujuan untuk menyebarkan agama Yahudi, namun untuk kepentingan politik negara mereka. Tujuan agen mossad adalah untuk memberikan dukungan Gerakan separatism di Papua, khusunya Tolikara. Seperti yang kita tahu bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia, namun tidak dipungiri bahwa tambang besar Papua juga Sebagian sahamnya dikelola asing.

10. Sp*ware Pegasus Israel

Sp*ware Pegasus adalah perangkat pengintai yang berwujud m*lw*re. Ia dapat menentukan posisi ponsel, merekam percakapan, memotret orang di sekitar, membaca dan menulis pesan teks, meretas aplikasi, dan sebagainya. Hal ini tentu sangat berbahaya untuk kepentingan politik, ekonomi, dan ideologi negara Indonesia. Pasalnya, sistem ini lah digunakan untuk mengawasi dan membuat database kelompok LGBT di Indonesia.

Demikian beberapa contoh spionase yang pernah terjadi di Indonesia. Mungkin spionase asing di pemahaman kita. Maka dari itu, semoga artikel ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai spionase yang ternyata sudah ada di Indonesia.  Terima kasih !

Guru PPKn Alumni Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan di Kampus Negeri Jawa Tengah