Budaya Politik: Pengertian, Karakteristik, Ciri dan ContohNya

Diposting pada

Budaya politik adalah cara hidup dan perilaku yang berkaitan dengan dunia politik, baik itu dalam kerangka partai politik, pemerintahan, maupun masyarakat secara umum. Budaya politik di Indonesia termasuk hal yang sangat kompleks karena dipengaruhi oleh faktor sejarah, sosial, dan ekonomi yang berbeda-beda di setiap daerah.

Budaya Politik

Budaya politik dapat mempengaruhi bagaimana masyarakat memandang dan berpartisipasi dalam politik. Sebagai contoh, di beberapa daerah, budaya politik yang masih kental terjadi seperti politik uang atau politik identitas. Hal ini dapat memengaruhi kualitas demokrasi dan keadilan dalam sistem politik. Oleh karena itu, pemahaman mengenai budaya politik di Indonesia menjadi sangat penting.

Ciri-Ciri Budaya Politik

Budaya politik adalah pola perilaku politik yang berkembang dalam suatu masyarakat. Ciri-ciri budaya politik mencerminkan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat dan cara-cara mereka mengekspresikan nilai-nilai tersebut dalam konteks politik.

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri budaya politik di Indonesia:

No.Ciri-ciri Budaya Politik di Indonesia
1.Personalistik, yaitu kecenderungan masyarakat untuk melihat kebijakan politik dari sudut pandang tokoh atau pemimpin politik
2.Patrimonialistik, yaitu kecenderungan untuk mencari keuntungan pribadi dan kelompok dalam politik
3.Subyektivitas, yaitu kecenderungan untuk membuat keputusan politik berdasarkan perasaan dan preferensi pribadi
4.Pasif, yaitu kurangnya partisipasi masyarakat dalam politik

Dalam budaya politik Indonesia, pemimpin politik sering dianggap sebagai sosok yang menjadi penentu kebijakan politik tanpa memperhatikan sistem yang ada. Selain itu, terjadi pula praktek-praktek tidak sehat seperti politik uang dan nepotisme yang mengutamakan kelompok tertentu.

Subyektivitas dalam keputusan politik juga nampak dalam tingginya angka golput dalam pemilihan umum. Banyak masyarakat yang memilih untuk tidak menggunakan hak suaranya karena alasan pribadi, bukan karena faktor-faktor objektif seperti kualitas kandidat atau program politik.

Hal ini menunjukkan perlunya perubahan budaya politik agar masyarakat lebih aktif dalam politik dan membuat keputusan yang objektif dan berdasarkan fakta.

Contoh Budaya Politik

Budaya politik adalah hasil dari suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh individu dari lingkungan sekitarnya. Berikut adalah beberapa contoh budaya politik yang terdapat di Indonesia:

Budaya PolitikPenjelasan
PancasilaPancasila sebagai dasar negara merupakan salah satu ciri khas budaya politik Indonesia. Hal ini tercermin dalam berbagai kebijakan dan program pemerintah yang selalu mengacu pada nilai-nilai Pancasila.
Toleransi PolitikIndonesia memiliki budaya politik yang cenderung toleran terhadap keberagaman dan perbedaan politik. Hal ini tercermin dalam keberagaman partai politik yang ada di Indonesia dan adanya koalisi antarpartai dalam proses politik.
Polemik PolitikDi Indonesia, politik seringkali diwarnai dengan polemik dan konflik antarpartai. Hal ini tercermin dalam kampanye politik yang cenderung serang-menyerang dan saling menjatuhkan.

Selain itu, terdapat juga beberapa contoh budaya politik lainnya seperti patronase, korupsi, nepotisme, dan konflik horizontal. Budaya politik yang negatif ini masih sulit dihilangkan karena sudah mendarah daging di dalam tubuh masyarakat Indonesia.

Kasus Budaya Politik

Budaya politik yang masih mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok menjadi penyebab utama terjadinya berbagai kasus korupsi dan nepotisme di Indonesia. Salah satu kasus terbesar adalah kasus korupsi oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, yang mencuri uang negara dalam pembangunan proyek Hambalang.

Di samping itu, budaya politik yang tidak transparan juga menjadi masalah di Indonesia. Contohnya, terjadinya suap dalam proses pengajuan proyek oleh para pejabat pemerintah serta adanya intervensi kepentingan tertentu dalam proses pembuatan kebijakan atau penetapan regulasi.

Menanggapi hal ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memberantas korupsi dan nepotisme serta meningkatkan transparansi dalam politik. Pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menjadi contoh upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini.

Namun, masih banyak tantangan dalam mengubah budaya politik di Indonesia. Terutama, memerlukan dukungan masyarakat untuk memberikan tekanan pada para pemimpin dan membantu menyebarluaskan kesadaran akan pentingnya membangun budaya politik yang transparan dan berintegritas.

Faktor yang Mempengaruhi Budaya Politik

Budaya politik merupakan hasil interaksi antara kebudayaan dengan politik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya budaya politik suatu masyarakat. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi:

Pendidikan

Pendidikan sangat mempengaruhi terbentuknya budaya politik suatu masyarakat. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung memiliki sikap kritis dan berpikir rasional dalam menyikapi masalah politik. Sementara itu, masyarakat yang kurang mendapat pendidikan cenderung lebih mudah terpengaruh dan memilih untuk mengikuti arus tanpa melakukan analisis mendalam.

Budaya Lokal

Budaya lokal juga mempengaruhi terbentuknya budaya politik. Masyarakat yang memiliki budaya diskusi, musyawarah, dan gotong royong cenderung menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam politik. Sementara itu, masyarakat yang memiliki budaya otoriter cenderung menerapkan prinsip tersebut dalam politik dan menganggap bahwa kekuasaan harus dipegang oleh segelintir orang saja.

Media Massa

Media massa memainkan peran penting dalam membentuk budaya politik masyarakat. Media massa yang independen dan objektif dapat menghasilkan masyarakat yang kritis dan berpikir rasional dalam mengambil keputusan politik. Sementara itu, media massa yang tendensius dapat menyebabkan masyarakat menjadi terpecah-belah dan terpengaruh oleh opini yang salah.

Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi juga mempengaruhi terbentuknya budaya politik suatu masyarakat. Masyarakat yang hidup dalam kemiskinan cenderung lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar mereka dan kurang peduli terhadap masalah politik. Sementara itu, masyarakat yang hidup dalam kemakmuran cenderung lebih peduli terhadap masalah politik.

Baca Juga : Contoh Modernisasi

Hubungan Antara Budaya Politik dan Masyarakat Indonesia

Budaya politik dapat membentuk cara seseorang memahami politik dan berpartisipasi dalam kehidupan politik. Di Indonesia, budaya politik yang mendominasi adalah patrimonialisme, yakni hubungan klien dan patron yang bersifat personalistik. Menurut sejarawan Clifford Geertz, patrimonialisme adalah bentuk pemerintahan yang didasarkan pada hubungan pribadi sehingga penunjukan pejabat pemerintah dan pemberian hak dapat ditentukan oleh kekuasaan personal.

Persepsi masyarakat Indonesia terhadap politik juga tercermin dalam budaya politik yang ada. Contohnya, pandangan bahwa politik adalah urusan elite, sedangkan masyarakat biasa tidak memiliki peran penting dalam politik. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat Indonesia mulai aktif dalam berpartisipasi dalam kehidupan politik, terutama melalui media sosial dan aksi demonstrasi.

Perubahan budaya politik juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti tingkat pendidikan, kelas sosial, dan agama. Masyarakat yang lebih terdidik dan berada dalam kelas sosial yang lebih tinggi cenderung lebih terliberal dalam pandangan politik mereka, sementara masyarakat yang lebih konservatif cenderung lebih terkonsentrasi pada sektoralisme dan kepentingan kelompok mereka.

Pentingnya Partisipasi Politik Masyarakat

Partisipasi politik masyarakat sangat penting dalam menjaga keseimbangan kekuasaan dalam sistem demokrasi. Ketika masyarakat aktif dalam politik, mereka dapat memengaruhi kebijakan pemerintah dan meningkatkan akuntabilitas pemerintah. Partisipasi politik masyarakat juga dapat meningkatkan kesadaran politik dan membantu membangun masyarakat yang lebih terbuka dan inklusif.

Namun, partisipasi politik masyarakat seringkali terhambat oleh budaya politik yang ada. Sebagai contoh, pandangan bahwa politik adalah urusan elite dapat membuat masyarakat merasa dirinya tidak terlibat dalam politik dan mengurungkan niat untuk berpartisipasi. Oleh karena itu, perubahan budaya politik yang lebih inklusif dan partisipatif sangatlah penting dalam membangun demokrasi yang sehat di Indonesia.

Budaya Politik dalam Partai Politik

Budaya politik di dalam partai politik memiliki peran yang sangat penting karena partai politik merupakan alat untuk menghubungkan masyarakat dengan pemerintah. Oleh karena itu, partai politik harus memiliki budaya politik yang baik agar dapat memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat.

Salah satu ciri-ciri budaya politik dalam partai politik yang baik adalah memiliki integritas yang tinggi dalam mengambil keputusan. Partai politik yang memiliki budaya politik yang baik akan mempertimbangkan aspek moral dan etika dalam setiap keputusan yang diambil, bukan hanya berorientasi pada keuntungan politik semata.

Aspek transparansi dan akuntabilitas juga menjadi ciri-ciri budaya politik yang baik dalam partai politik. Partai politik yang memiliki budaya politik yang baik akan bersikap terbuka dan transparan dalam kegiatan partainya dan mempertanggungjawabkan setiap tindakan yang diambil kepada masyarakat.

Contoh Budaya Politik dalam Partai Politik

Partai PolitikBudaya Politik
PDI-PPartisipatif, inklusif, dan bertanggung jawab
GolkarTerbuka, transparan, dan akuntabel
GerindraPatriotisme dan nasionalisme yang tinggi

Contoh di atas menunjukkan bagaimana setiap partai politik memiliki budaya politik yang berbeda-beda. Namun, yang menjadi tujuan utama dari semua partai politik adalah memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Kasus Budaya Politik dalam Partai Politik

Terkadang, budaya politik dalam partai politik tidak selalu baik. Salah satu kasus yang pernah terjadi adalah kasus korupsi yang melibatkan beberapa anggota partai politik. Hal ini menunjukkan bahwa budaya politik dalam partai politik masih belum ideal dan masih perlu ditingkatkan.

Budaya Politik dalam Pemilihan Umum

Budaya politik dalam pemilihan umum juga memiliki peran yang sangat penting. Setiap partai politik harus mematuhi peraturan dan etika yang berlaku dalam pemilihan umum. Sebagai contoh, partai politik tidak boleh melakukan kampanye negatif dan melakukan kecurangan dalam penghitungan suara.

Perubahan Budaya Politik di Era Digital

Perkembangan teknologi dan era digital telah membawa perubahan dalam budaya politik. Saat ini, partai politik dapat menggunakan sosial media untuk melakukan kampanye politik dan berkomunikasi dengan masyarakat. Namun, penggunaan sosial media juga berisiko terhadap penyebaran hoaks dan ujaran kebencian.

Hubungan Antara Budaya Politik dan Masyarakat Indonesia

Budaya politik dalam partai politik dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia. Jika partai politik memiliki budaya politik yang baik, maka masyarakat akan merasa terlayani dan percaya pada partai tersebut. Namun, jika budaya politik dalam partai politik tidak baik, maka masyarakat akan kehilangan kepercayaan pada partai politik tersebut.

Baca Juga : Contoh Konflik Sosial Di Sekolah, Masyarakat, Rumah Tangga dan di Negara

Budaya Politik dalam Pemilihan Umum

Pemilihan umum adalah momen penting bagi setiap negara demokratis, termasuk Indonesia. Selama pemilihan umum, budaya politik masyarakat terlihat jelas dalam proses kampanye, pengambilan keputusan, hingga pelaksanaan pemilihan itu sendiri.

Berdasarkan pemilihan-pemilihan sebelumnya, terdapat beberapa ciri-ciri budaya politik dalam pemilihan umum yang khas di Indonesia. Salah satunya adalah politik uang, di mana kandidat atau tim kampanye memberikan uang atau hadiah kepada pemilih sebagai bentuk ajakan untuk memilih mereka. Selain itu, terdapat juga politik identitas, di mana kandidat atau partai politik menggunakan identitas suku, agama, atau golongan tertentu untuk memperoleh dukungan.

Ciri-Ciri Budaya Politik dalam Pemilihan UmumContoh
Politik uangMemberikan uang atau hadiah kepada pemilih untuk memilih mereka
Politik identitasMenggunakan identitas suku, agama, atau golongan tertentu untuk memperoleh dukungan

Kendati demikian, terdapat juga contoh budaya politik dalam pemilihan umum yang positif, seperti peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi, saling menghormati antarpendukung kandidat, dan penggunaan media sosial sebagai alat untuk menyampaikan gagasan dan program kampanye.

Namun, kasus yang kerap terjadi, seperti politik uang dan politik identitas, dapat merusak demokrasi dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap proses pemilihan umum. Faktor-faktor seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan kurangnya akses terhadap informasi yang akurat dan obyektif juga dapat memperparah situasi tersebut.

Dalam hal ini, partai politik memiliki peran penting untuk memperbaiki budaya politik dalam pemilihan umum. Partai politik dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana kampanye, memberikan edukasi politik kepada masyarakat, dan mendorong partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat. Selain itu, KPU dan lembaga pengawas pemilihan umum lainnya juga harus meningkatkan pengawasan terhadap praktik yang merusak demokrasi.

Peran Media Sosial dalam Budaya Politik dalam Pemilihan Umum

Perkembangan teknologi dan media sosial juga telah mempengaruhi budaya politik dalam pemilihan umum. Media sosial menjadi sarana bagi kandidat atau partai politik untuk menyampaikan informasi dan program kampanye, dan bagi masyarakat untuk mengakses informasi dan menyampaikan aspirasi mereka.Namun, media sosial juga dapat menjadi alat bagi praktik yang merusak demokrasi, seperti penyebaran informasi yang tidak akurat atau hoaks, ujaran kebencian, dan serangan siber terhadap pesaing politik. Oleh karena itu, masyarakat dan pemerintah perlu meningkatkan literasi digital dan menegakkan hukum terhadap pelanggaran yang terjadi di dunia maya.Pemilihan umum adalah momen penting bagi negara demokratis seperti Indonesia. Dalam hal ini, budaya politik dalam pemilihan umum tidak dapat dipandang sebelah mata. Seluruh elemen masyarakat, termasuk partai politik, media, dan masyarakat itu sendiri, harus bekerja sama untuk memperbaiki budaya politik yang lebih sehat dan demokratis.

Perubahan Budaya Politik di Era Digital

Era digital memiliki pengaruh yang besar terhadap perubahan budaya politik di Indonesia. Kemajuan teknologi dan ketersediaan informasi secara cepat dan mudah melalui platform digital telah mengubah cara orang berpartisipasi dalam politik dan membangun opini mereka tentang politik.

Salah satu contoh perubahan budaya politik adalah partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum. Sebelum era digital, masyarakat hanya bergantung pada informasi yang disampaikan oleh media konvensional, seperti televisi, koran, atau radio. Namun dengan adanya media sosial dan aplikasi berita digital, masyarakat sekarang dapat mengakses informasi secara langsung dan menyampaikan opini mereka dengan lebih mudah. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk menjadi lebih aktif dalam politik dan membentuk pandangan mereka sendiri tentang politik.

Selain itu, era digital juga telah membawa perubahan dalam cara partai politik berkomunikasi dengan masyarakat. Partai politik sekarang dapat menggunakan platform digital untuk mempromosikan program mereka dan berinteraksi dengan pendukung mereka. Hal ini memungkinkan partai politik untuk lebih dekat dengan masyarakat dan memperkuat dukungan mereka.

Namun, perubahan budaya politik di era digital juga memiliki beberapa dampak negatif. Salah satu dampaknya adalah meningkatnya tingkat hoaks dan informasi yang salah yang menyebar di media sosial. Hal ini dapat membingungkan masyarakat dan memberikan pengaruh buruk pada partisipasi politik yang sehat. Selain itu, adanya filter bubble di media sosial juga dapat memperkuat polarisasi dan membatasi akses ke sudut pandang yang beragam.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjadi lebih cerdas dalam mengakses informasi di era digital dan membangun opini mereka sendiri dengan berdasarkan fakta yang akurat. Hal ini juga menjadi tantangan bagi partai politik untuk mempromosikan program mereka dengan cara yang jujur dan membangun interaksi yang positif dengan masyarakat.

Pentingnya Budaya Politik

Dalam penutupan, budaya politik Indonesia merupakan warisan sejarah dan pengaruh lingkungan sosial, budaya, dan politik yang terjadi di masa lalu maupun masa kini. Budaya politik ini sangat mempengaruhi perilaku politik masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan politik di Indonesia.

Ciri-ciri budaya politik Indonesia yang masih dominan adalah patronase, korupsi, nepotisme, pragmatisme, oportunistik, dan populisme. Hal ini tercermin dalam praktik politik di Indonesia dalam berbagai tingkatan, mulai dari struktur politik hingga pemilihan umum.

Beberapa contoh budaya politik Indonesia yang terkenal antara lain politik uang, politik identitas, politik SARA, dan politik pengaruh. Kasus-kasus budaya politik yang merugikan negara dan masyarakat seperti korupsi, suap, dan nepotisme masih menjadi isu besar dalam kehidupan politik Indonesia.

Faktor-faktor seperti pendidikan, pengalaman politik, media, dan budaya masyarakat mempengaruhi pembentukan dan perubahan budaya politik di Indonesia. Namun, perubahan budaya politik tidak terjadi dengan cepat dan membutuhkan waktu yang lama.

Hubungan antara budaya politik dan masyarakat Indonesia erat kaitannya, sebagai akibat dari pengaruh saling menyelaraskan antara perilaku masyarakat dan praktik politik. Budaya politik yang berkembang di masyarakat mempengaruhi bentuk dan cara mereka berpartisipasi dalam kehidupan politik.

Budaya politik dalam partai politik tercermin dalam cara mereka merekrut kader, memilih pimpinan partai, dan berkompetisi dalam pemilihan umum. Sementara itu, dalam pemilihan umum, budaya politik tercermin dalam cara kampanye, cara memilih, dan cara menyelesaikan sengketa pemilihan umum.

Perkembangan teknologi dan era digital telah membawa perubahan pada budaya politik di Indonesia. Media sosial menjadi platform yang penting dalam berpartisipasi dalam kehidupan politik, baik untuk menyampaikan informasi, berkampanye, maupun mengkritik. Namun, perubahan ini juga membawa dampak negatif, seperti penyebaran hoaks dan politik identitas.

Secara keseluruhan, budaya politik Indonesia masih memiliki tantangan dan harus terus melakukan perbaikan agar Indonesia dapat memiliki kehidupan politik yang lebih baik dan bersih. Perubahan budaya politik membutuhkan komitmen dan kesadaran bersama dari masyarakat, partai politik, dan pemerintah.

Baca Juga :

Anggita Ayuningtyas, Memiliki Hobi Menulis dan Lulusan S1 di Jurusan PPKN salah satu Kampus Negri di Jawa Tengah