Faktor Penyebab Marginalisasi dan Contohnya

Diposting pada
Faktor Peyebab Marginalisasi
Faktor Peyebab Marginalisasi

Marginalisasi pada dasarnya menjadi salah istilah yang ada dalam kehidupan masyarakat dengan pemahaman bahwa orang-orang yang tidak memiliki kuasa penuh dapat menjadi masyarakat yang tertindas sekaligus terasingkan dalam lingkungan masyarakatnya.

Proses terjadinya marginalisasi didadasari pada beberapa faktor penyebab yang bisa saja berdampak pada terbatasnya kemampuan seseorang untuk bisa dengan bebas berpartisipasi dalam pembangunan nasional, karena adanya kesenjangan sosial dan diskriminasi dalam kelompok di mana ia berada.

Marginalisasi

Marginalisasi adalah subjek studi utama di mana kelompok etnis dalam situasi sosial terpinggirkan sehingga ia memiliki berbagai bentuk seperti kelas, kasta, jenis kelamin (gender), komunitas, dan sebagainya di satu tingkat pada di tingkat lainnya dalam kelompok yang mengalami kesulitan ekonomi dan sosial.

Sehingga membat kehidupan penuh dengan batasan-batasan yang harus dipatahui secara universal bagi semua masyarakat.

Faktor Penyebab Marginalisasi

Marginalisasi dapat terjadi dalam masyarakat karena ada beberapa faktor yang mempngaruhi, diantaranya;

  1. Tingginya tingkat kemiskinan

Kemiskinan adalah salah satu faktor yang menyebabkan suatu negara menjadi sulit berkembang dan maju. Melalui kemiskian ini pula maka marginalisasi dapat terjadi. Karena tingkat kemiskinan yang ada dalam kehidupan masyarakat menyebabkan munculnya golongan-golongan yang ada di kelas bawah, menengah, dan atas.

Sehingga dari kelompok-kelompok ini menyebabkan adanya golongan yang lebih unggul dan kurang unggul. Sehingga pelayanan-pelayanan terbaik pun terkadang hanya diberikan pada masyarakat yang mampu untuk mendapatkan pelayanan terbaik tersebut.

Sedangkan masyarakat yang berada dalam kelas menengah ke bawah yang tidak mampu membayar pelayanan terbaik hanya bisa berpasarah dan tidak mendapatkan kesempatan yang sama dengan masyarakat yang lebih mampu.

Contoh Kasus Marginalisasi dalam Kemiskinan

Misalnya saja adanya Kartu BPJS yang diberikan oleh pemerintah sudah digolongkan berdasarkan kelas. Kelas tertinggi ialah kelas 1 dan kelas menengah kelas 2, sekaligus kelas terendah ialah kelas 3. Jikalau untuk pelayanannya kelas 1 lebih diutamakan.

Sedangkan bagi kelas bawah, yakni pada kelas 3 masyarakat kadangkala merada termarginalisasi karena tidak begitu diprioritaskan untuk pelayanannya.

  1. Tingginya angka pengangguran

Tingginya angka pengangguran dalam suatu negara pada dasarnya menjadi salah satu penyebab munculnya kemiskinan yang semakin merajalela. Hal ini karena dengan pengangguran seseorang tidak dapat memperoleh penghasilan untuk menghidupi segala kebutuhan dalam hidupnya.

Sehingga dengan semakin tingginya pengangguran membuat kesenjangan yang ada dalam masyarakat terlihat begitu jelas. Akan ada kelompok-kelompok yang lebih dominan dalam menguasai bidang-bidang perkonomian dan lain sebagainya. Oleh karena itu marginalisasi dapat terjadi dalam kehidupan masyarakat semacam ini.

Contoh Kasus Marginalisasi dalam Pengangguran

Misalnya saja untuk seorang guru yang ada di pedesaan tertentu memiliki status sosial yang tinggi, alasannya karena ia memiliki peran sosial untuk mendidik dan mengajarkan kepada anak. Jikalau ada agenda ataupun acara tertentu pada profesi guru lebih ditamakan ketimpang para petani ataupun buruh, yang kadangkala tidak diberikan kepercayaan dalam mengelola acara.

  1. Kebudayaan

Kebudayaan menjadi salah satu faktor terjadinya marginalisasi. Karena dengan perbedaan budaya yang ada dalam masyarakat membuat manusia satu dengan lainnya menganggap bahwa mereka berbeda dan memiliki aturan masing-masing.

Sehingga dengan adanya perbedaan kebudayaan itulah yang pada akhirnya membuat kelompok dalam masyarakat menetapkan peraturan sendiri dan menarik diri masyarakat umum yang memiliki aturan berbeda dengan konsep hidupnya.

Contoh Kasus Marginalisasi dalam Budaya

Dapat dilihat dari adanya anggapan masyarakat Indonesia kepada beberapa suku pedalaman, misalnya saja Suku Baduy yang dianggap memiliki keterbelakangan sehingga ia di marginalaisasikan. Padahal sejatinya anggapan ini tidak semuanya dapat dibenarkan, alasannya karena setiap kelompok dalam masyarakat memiliki keunikan dan khazanah dalam mempertahanakan hidupnya.

  1. Monopoli kebijakan

Dalam kelompok dominan biasanya memiliki monopoli kebijakan yang jauh lebih menekan kelompok – kelompok minoritas. Kelompok dominan yang mempunyai kuasa penuh untuk mengatur berbagai hal kebijakan dalam masyarakat dan negara membuatnya dapat melakukan apapun tanpa memikirkan dampak positif maupun negatif dari kelompok minoritas.

Sehingga dari hal ini munculah persepsi bahwa kelompok mayoritas melakukan pengasingan dari kelompok minoritas yang dianggap dapat merugikan mereka.

Contoh Kasus Marginalisasi dalam Kebijakan

Kasus ini dapat dilhat dari adanya pembangunan di Indonesia yang bisanya mengacu pada Pulau Jawa, seperti dengan menanam tanaman pokok diharuskan Padi.

Padahal disini lain, seperti dalam masyarakat Papua lebih familiar dengan sagu daripada padi. Sehingga konteks inilah seharusnya pemerintah lebih condong membuka lahan untuk penananam sagu daripada membuka lahan sawah untuk di tanami padi.

  1. Stereotip negatif pada kelompok yang tersingkirkan

Marginalisasi dapat terjadi karena adanya stereotip atau penilaian terhadap orang lain berdasarkan kategori kelompoknya yang dianggap buruk. Sehingga dari penilaian-penilaian ini menimbulkan diskriminasi yang begitu jelas dan membuat marginalisasi dapat terjadi pada golongan yang dianggap negatif atau terasingkan itu tadi.

Contoh Kasus Marginalisasi dalam Stereotip

Dalam dilihat dalam kehidupan bermasyarakat adanya stereotip negatif kepada anak Punk yang diangga brandalan sehingga terasingkan. Padahal disini lain, seharusnya diperlukan kesadaran dan pendidikan kepada mereka bukan malah dicemooh atau disingkarkan dari pergaulan.

Itulah tadi artikel yang bisa kami berikan pada semua pembaca berkenaan dengan faktor-faktor yang menjadi penyebab marginalisasi dan contohnya yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Semoga saja memberikan wawasan bagi semua pembaca yang membutuhkannya.

Anggita Ayuningtyas, Memiliki Hobi Menulis dan Lulusan S1 di Jurusan PPKN salah satu Kampus Negri di Jawa Tengah